๐—ง๐˜‚๐—ด๐˜‚ ๐—•๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐˜‚ ๐—ฅ๐˜‚๐—ป๐—ฐ๐—ถ๐—ป๐—ด, ๐—Ÿ๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐—บ๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ ๐—ฆ๐—ฒ๐—ท๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต ๐—ฑ๐—ถ ๐—๐—ฎ๐—ป๐˜๐˜‚๐—ป๐—ด ๐—ž๐—ผ๐˜๐—ฎ ๐—œ๐—ป๐—ฑ๐—ฟ๐—ฎ๐—บ๐—ฎ๐˜†๐˜‚

๐—ง๐˜‚๐—ด๐˜‚ ๐—•๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐˜‚ ๐—ฅ๐˜‚๐—ป๐—ฐ๐—ถ๐—ป๐—ด, ๐—Ÿ๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐—บ๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ ๐—ฆ๐—ฒ๐—ท๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต ๐—ฑ๐—ถ ๐—๐—ฎ๐—ป๐˜๐˜‚๐—ป๐—ด ๐—ž๐—ผ๐˜๐—ฎ ๐—œ๐—ป๐—ฑ๐—ฟ๐—ฎ๐—บ๐—ฎ๐˜†๐˜‚

 

Berita Lainnya

Jumaat,01-08 – 2025

Krimsus86.com _ Indramayu jawabarat – Nama bambu runcing tentu tak asing bagi masyarakat Indonesia. Lebih dari sekadar alat sederhana, bambu runcing adalah simbol perlawanan rakyat terhadap kolonialisme, khususnya di masa perjuangan kemerdekaan. Di Indramayu, Jawa Barat, simbol ini hadir bukan hanya dalam cerita, tetapi menjelma menjadi monumen kokoh yang berdiri di tengah Alun-alun Kota Indramayu.

 

Tugu bambu runcing di Indramayu bukan sekadar hiasan kota. Ia menjadi penanda sejarah sekaligus penghormatan atas semangat juang masyarakat lokal yang gigih melawan penjajahan. Bentuknya yang khas tak hanya mencuri perhatian, tapi juga mengandung nilai historis dan filosofi mendalam.

 

Suparto Agustinus, Pamong Cagar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, menuturkan bahwa sebelum menjadi seperti sekarang, kawasan tersebut dulunya dihiasi tugu berbentuk apolo dengan peluru meriam di bagian atasnya.

 

โ€œBambu runcing itu awalnya adalah tugu yang berbentuk apolo dan juga di atasnya itu ada kayak peluru meriam,โ€ ujar Suparto, akrab disapa Tinus, saat ditemui pada Kamis (3/7/2025).

 

Transformasi bentuk tugu dimulai pada era 1970-an, saat Bupati H.A Djahari memimpin Indramayu. Kala itu, muncul gagasan untuk mengganti bentuk tugu dengan simbol yang lebih menggambarkan identitas perjuangan rakyat.

 

โ€œZaman pemerintahan Pak Djahari, kemudian diubahlah menjadi tugu perjuangan yang seperti sekarang, yaitu bambu runcing yang berjumlah lima,โ€ katanya.

 

Pembangunan dilakukan sekitar tahun 1977 hingga 1978, dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat saat itu. Meski Suparto tak mengingat nama pasti, ia menyebut dua nama kemungkinan tokoh yang meresmikannya.

 

โ€œKalau tidak salah gubernurnya itu Pak Anggun Hevi atau Pak Yogi SM, antara dua orang itu pejabat gubernurnya,โ€ ucapnya.

 

Selain menjadi penanda sejarah, lima bambu runcing yang berdiri tegak itu juga menyimpan makna filosofis: melambangkan lima sila dalam Pancasila, dasar negara Indonesia. Tugu ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap para pejuang lokal yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk kemerdekaan.

 

โ€œNah itu mengandung filosofi itu tadi adalah Pancasila dan juga berkaitan dengan perjuangan rakyat Indramayu untuk mengenang ataupun menghormati para perjuangan-perjuangan Indramayu dan sebagai tanda perlawanan daripada rakyat Indramayu terhadap penjajah,โ€ papar Suparto.(**)

 

( Team Redaksi ) Jabar

Pos terkait