Tangis Bayi Prematur, Aksi Kemanusiaan Seorang Jurnalis di Karawang

Krimsus86.com/Karawang –
Malam yang seharusnya tenang mendadak berubah menjadi penuh haru di halaman Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Islam Karawang. Seorang ibu muda, Nisa, keluar sambil menggendong bayinya yang lahir prematur.

Dengan wajah penuh kecemasan, ia menangis lirih,

Berita Lainnya

“Bayi saya ditolak… katanya kamar penuh dan tidak ada alat. Disuruh cari rumah sakit lain saja.”

Di saat genting itulah, rasa iba menyelimuti hati Gumilar, seorang jurnalis Karawang, yang kebetulan tengah bertugas di lokasi.

“Malam itu saya melihat kondisi bayi sangat mengkhawatirkan. Sebagai manusia, hati saya tergerak untuk membantu,” ucapnya dengan suara bergetar.

Tanpa pikir panjang, Gumilar segera menghubungi lembaga kemanusiaan Team Relawan Emergency Karawang (TREK). Respon cepat datang dari Ketua TREK, Cici Ester.

“Kami langsung arahkan agar bayi segera dibawa ke IGD RS Roosela. Bayi ini sudah ditolak oleh tiga rumah sakit, dan waktunya sangat krusial. Kami tak bisa menunggu lebih lama,” tegas Cici.

Beruntung, RS Roosela menerima dan segera menangani bayi tersebut. Aksi cepat para relawan menjadi secercah harapan di tengah gelapnya malam penuh kecemasan.

Namun, peristiwa ini sekaligus meninggalkan tanya besar. “Di usia Karawang ke-392 dengan tema Karawang Maju, majunya ke mana? Rumah sakit besar yang sudah lama berdiri masih saja terbatas fasilitasnya. Saya sebagai warga dan jurnalis merasa prihatin,” ujar Gumilar penuh harap.

Meski demikian, ia tak lupa menyampaikan apresiasi. “Terima kasih kepada TREK yang selalu hadir tanpa kenal lelah membantu warga Karawang, dan juga kepada RS Roosela yang membuka pintu, melayani, serta menerima pasien dengan tulus.”

Di balik tangis bayi kecil itu, lahirlah pesan kemanusiaan: bahwa kepedulian sejati bukan hanya soal profesi, tapi soal hati yang tergerak menolong sesama.

(Red)*

Pos terkait