Krimsus86.com/ Serang
Keluarga Penerima Manfaat di Desa Ciomas, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang mengaku Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) disunat oleh aparatur desa dan pendamping. Jumat (26/12/24).
Besaran pemotongan pada Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Ciomas yakni sebesar Rp100-200 ribu per satu KPM.
Seorang KPM yang enggan disebutkan namnya, mengaku uang yang diterimanya harus kemablindi setorkan sejumlah yang diminta oleh aparatur Desa tersebut.
“Dapetnya 1,3 juta, tapi yang diterima 1,2 juta. Edisinya tergantung besaran yang diterima, ada juga yang di potong 200 ribu,” ungkapnya sabtu (28/12/24)
Selain itu, dia menjelaskan, sebelumnya memang warga secara sukarela memberi sejumlah uang, tetapi kali ini oknum aparat desa tersebut meminta saat dia memberikan barcode.
“Biasanya secara sukarela ngasih, Rp20 atau 30 ribu, kemarin mah diminta, jadi pas ngasih barcode tuh diomongin nanti kalo udah nerima uangnya jangan lupa ngasih ya Rp200 ribu, disebarkan di Madrasah,” ucapnya.
Lebih lanjut kata dia, alasan pemotongan uang bantuan sosial tersebut untuk diumumkan kepada orang-orang yang mengurus bantuan tersebut. “Uangnya katanya buat yang ngurusin, ini juga katanya kalo gak di ajuin ke Dinsos gak bakalan cair,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Dede Surnata, Ketua Komunitas Peduli Sosial menyayangkan dugaan pemotongan bantuan sosial di Desa Ciomas.
Saya menduga, pemotongan tersebut juga dilakukan di Desa-desa lain di Kecamatan Padarincang.
“Tindakan seperti ini sangat di sayangkan dilakukan oleh oknum pendamping dan oknum aparat desa. Saya juga mendegar hal ini juga terjadi di desa lain di Padarincang,” cetusnya.
“Kita sedang mendalami informasi itu, memang kita juga sudah mendengar adanya dugaan pengurangan bantuan di sejumlah desa di KecamatanPadarincang,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Dede Surnata meminta para Aparat Penegak Hukum (APH) bisa ikut andil melindungi hak rakyat dan menelusuri informasi yang beredar.
“Jangan sampai hak masyarakat dipungli oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, APH harus turun tangan,” tandasnya.
Terpisah, Sekertaris Desa Ciomas, Mulyadi, mengaku sudah menelusuri isu terkait dugaan pemotongan tersebut kepada masyarakat. Dia mengaku mendengar pemotongan itu dilakukan oleh orang yang sebelumnya pernah menjadi RT di Desa Ciomas.
(Red)**